Monday, December 17, 2012

ASEAN Community 2015: Peluang dan Tantangan Lulusan UNTAN

Universitas Tanjungpura (UNTAN) menggelar wisuda bagi lulusan program Diploma, Sarjana dan Pascasarja Periode I Tahun Akademik 2012/2013 pada hari Senin (3/12/2012) bertempat di Gedung Auditorium UNTAN, Pontianak. Kali ini, UNTAN meluluskan sebanyak 871 wisudawan/wisudawati yang tersebar dari berbagai program studi.
Dalam sambutannya Rektor UNTAN, Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam atas rahmat dan karunianya dalam pelaksanaan wisuda kali ini. “Hari ini kita menerima berkah berupa hujan, perubahan status dari yang tidak bergelar menjadi bergelar, dari sarjana menjadi master dan dari master menjadi doktor. Ini rahmat yang harus kita syukuri. Allah SWT berjanji, barang siapa yang mensyukuri nikmat-Ku, maka akan Ku-tambah, tetapi barang siapa kufur akan nikmat-Ku, maka tunggulah azab dari-Ku” ujar beliau.
Profil lulusan UNTAN kali ini dapat digambarkan dalam beberapa hal. Pertama, dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang rata-rata >3. Hal ini berarti sebagian besar lulusan memiliki IPK yang bagus. Kedua, dilihat dari lama studi, lulusan tercepat 3,1 tahun dari waktu studi normal 4 tahun. Rata-rata lulusan menyelesaikan studi sekitar 4-5 tahun. Semoga kedepannya, parameter ini dapat ditingkatkan. Profil lainnya adalah dominasi jumlah wisudawan/wati. Wisudawan S1 didominasi oleh KIP, Ekonomi dan FISIP. Sementara Wisudawan S2 didominasi oleh Hukum, FISIP dan KIP. Lulusan diharapkan agar dapat mengharumkan nama almamater di masa kini maupun masa yang akan datang.
Rektor juga kembali mengingatkan kepada para lulusan terhadap momen-momen yang perlu disikapi dengan hati-hati kedepannya, antara lain: isu ASEAN Community 2015. Manakala diberlakukan masyarakat ASEAN 2015, maka persaingan akan semakin global dari aspek trading, perdagagangan, hukum, keamanan, peluang kerja dan lain sebagainya. Jika kita lihat negara-negara ASEAN, mayoritas dari segi geografis sesungguhnya adalah Indonesia. Menanggapi isu ini, kita juga harus memperhatikan sejauh mana kekuatan negara tetangga. Sebagai contoh, untuk peluang kerja, negara tetangga kita ketahui lebih fasih menggunakan bahasa asing/inggris dibandingkan mayoritas masyarakat Indonesia. Karenanya, mari kita siapkan kemampuan bahasa untuk dapat unggul (dalam persaingan) dengan negara ASEAN lainnya. Selanjutnya, untuk dapat unggul dalam kompetisi perlu adanya kompetensi di semua bidang ilmu, sehingga kedepannya alumni UNTAN dapat menampilkan sesuatu yang terbaik. Oleh sebab itu, Rektor menitipkan kepada wisudawan/wati, janganlah cepat puas atas apa yang diperoleh hingga saaat wisuda ini. Ilmu yang telah diberikan para pendidik kepada wisudawan, agar dapat diterapkan pada profesi yang akan ditempuh kedepan. Gunakan ilmu yang diperleh untuk menghadapi segala situasi dan tantangan yang dihadapi. Selain itu, untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, ilmu harus dikreasikan/dikreatifkan, terus ditambah dan tentu dikuasai.
Hal lain yang Rektor sampaikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI menskenariokan, pada tahun 2025 dalam rangka menyambut 100 tahun Indonesia merdeka, seluruh masyarakat di Kalbar dan berpendidikan minimal tamat SMA, saat ini rata-rata tingkat pendidikan di Kalbat baru sampai tamat SMP kelas 2. Mengutip prediksi konsultan manajemen mckinsey, pada 2030 akan diperlukan 60 juta skill workers, untuk masuk zaman emas 2045 Indonesia 100 tahun. Kita berharap agar SDM di Kalbar dapat ambil bagian dan berperan aktif dalam peluang ini. Rektor mengajak kepada para lulusan UNTAN, “Mari kita siapkan diri dengan terus meningkatkan kompetensi dan kualitas diri, perjuangan belum selesai, yang masih S1, diharapkan dapat melanjutkan ke S2, begitu juga S2 dapat melanjutkan ke S3”.
Selanjutnya, Prof. Thamrin menitipkan semangat ini kepada wisudawan/wati, agar terus berjuang. Jadilah insan cendikiawan yang berperan nyata membangun bangsa ini. Berbuatlah untuk hal yang bermanfaat. Jangan hanyut dengan situasi yang ada saat ini, situasi yang hanya melelahkan dan menghabiskan energi diri dengan menonton omongan, tanpa tindakan nyata. Mengutiop sebuah kata bijak, “banyak ngomong, banyak bohong”. Mari kita menjadi bangsa yang sedikit ngomong, tapi banyak bekerja dengan tindakan nyata penuh manfaat. Semoga.
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk kelompok lulusan bidang eksakta, wisudawan tercepat diraih oleh Syf. Melly Maulina dari Prodi Teknik Lingkungan dengan masa studi 3 tahun, 11 bulan, 7 hari; wisudawan termuda atas nama Hayyinun Hayati dari Prodi Teknik Arsitektur dengan usia sekarang 21 tahun, 10 bulan, 9 hari; dan wisudawan IPK tertinggi diraih oleh Maya Widiyantina dari Prodi Farmasi dengan IPK 3,74. Untuk kelompok non-eksakta, wisudawan tercepat diraih oleh Nopa Tayamanti dari Prodi Ekonomi Pembangunan dengan masa studi 3 tahun, 10 bulan, 13 hari; wisudawan termuda dan IPK tertinggi atas nama Rayinda dari Prodi Ilmu Pemerintahan dengan usia sekarang 20 tahun, 8 bulan, 22 hari dengan IPK 3,89.

sumber:http://www.untan.ac.id

0 comments:

Post a Comment